Selasa, 08 Mei 2012

Artikel


MEMBANGUN PERADABAN BANGSA BERSAMA IPNU dan IPPNU
OLEH NURUL ASROR, S.E*


Sebagai organisasi sosial keagamaan dan kepemudaan, IPNU dan IPPNU senantiasa dituntut untuk mengaktualisasikan tiga visi besar. Pertama, visi keislaman. Dengan visi ini kader IPNU dan IPPNU dituntut untuk “membumikan” nilai-nilai keislaman ala ahlussunnah waljamaah pada semua aspek kehidupan umat. Hal ini wajar, sebab ia merupakan organisasi badan otonom NU, organisasi terbesar di Indonesia yang selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran ahlussunnah wal jamaah. Dan IPNU dan IPPNU baik secara moral maupun organisasional mempunyai kewajiban untuk mendukung perjuangan yang akan dilakukan oleh Nahdlotul Ulama (NU). Untuk itu IPNU dan IPPNU harus benar-benar menjadi kader muda NU yang kelak mampu melanjutkan estafet kepemimpinan generasi tua. Dengan ungkapan lain, generasi muda, termasuk IPNU dan IPPNU memiliki tanggungjawab besar dan peran strategis untuk membangun peradaban bangsa Indonesia. Sebab ditangan merekalah masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.
Apabila IPNU dan IPPNU mlempem atau loyo, dapat dipastikan NU bangsa Indonesia mendatang akan semakin tidak karuan. Ini logis sekali, sebab generasi muda yang diharapkan mampu melanjutkan estafet kepemimpinan agama dan bangsa ternyata “mati”. Sehingga tidak ada lagi pemimpin agama dan bangsa yang berkualitas, cerdas, berakhlak mulia, jujur, adil, cinta kasih, membasmi kebathilan dan membela yang benar.
Berbeda jika IPNU dan IPPNU sebagai generasi muda NU, mempunyai semangat tinggi untuk berlatih untuk mengembangkan diri serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, niscaya bangsa ini kelak akan menjadi bangsa yang adil, makmur dan bermoral. Cita-cita baldatun toyyibatun warobun ghofur tercapai, sebab kita pemimpin yang bijaksana dan berkualitas.
Kedua, visi keilmuan. Keputusan Konggres IPNU XIV dan IPPNU XIII di Surabaya yang telah berhasil mengembalikan IPNU dan IPPNU pada pelajar adalah komitmen besar untuk membangun bais keilmuan. Sebagai generasi muda NU, kader IPNU dan IPPNU dipersiapkan untuk menjadi kader bangsa yang berwawasan dan berintelektualisme tinggi. Hal ini karena tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Sebagai bagiani potensi generasi muda Indonesia, IPNU dan IPPNU digadang-gadang untuk menjadi pemimpin bangsa.
Mengutip syair Syauqi Beik, “Generasi (pemuda) hari ini adalah pemimpin masa depan. Ditanganyalah maju dan mundurnya bangsa dipertaruhkan”. Dalam konteks ini IPNU dan IPPNU-lah yang menjadi tonggak bagi kemajuan bangsa serta mewujudkan kepercayaan diri, serta tidak menjadi beban sosial masyarakat. Lebih jauh, dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan diharapkan generasi muda NU lebih bersikap dewasa, berpikir luas, terbuka dalam mengarungi kehidupan ini.
Dengan demikian tidak zamannya lagi kader-kader IPNU dan IPPNU alergi belajar ekonomi, biologi, astronomi, antropologi, soiologi, kedokteran, matematika, biologi, fisika, kimia, fotografi, bahasa, pertanian dan lain-lain. Bahkan wajib bagi generasi muda untuk mempelajarinya. Jika hal ini dilaksanakan, maka kader-kader NU akan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik.
Kiranya apa yang menjadi sabda pengendika Habib Luthfi patut menjadi pegangan kader muda NU, beliau mengatakan bahwa yang penting IPNU dan IPPNU sekarang mempunyai semangat yang tinggi, tidak loyo dan harus siap tempur menghadapi segala persoalan dimuka bumi ini. Generasi muda NU harus menjadi pemuda yang tangguh, mampu menjadi tasbih, kalau malam untuk dzikir, kalau siang menjadi sempoa (alat penghitung Cina). Artinya, anak muda NU tidak cukup bisa ngiwir baca kitab, namun juga harus bisa jadi ekonom, pengusaha dan lain-lain.
Ketiga, visi kekaderan. Visi ini harus mengharuskan pada kader IPNU dan IPPNU untuk menempatkan organisasi sebagai wadah membina anggota dan berlatih agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap perjuangan organisasi, bertanggungjawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi serta diharapkan dapat memebentuk pribadi yang berakhlakul karimah dan menghayati serta mengamalkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Selain itu kader IPNU dan IPPNU harus memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, memiliki komitmen terhadap ilmu pengetahuan, serta memiliki teknis mengembangkan organisasi kepemimpinan dan kemandirian.
Akan tetapi, di samping itu, satu yang tidak boleh kita abaikan, apalagi kita lupakan adalah informasi. Untuk mewujudkan cita-cita IPNU dan IPPNU, mau tidak mau kader-kader NU harus mampu menguasai teknologi informasi. Jelasnya, di zaman komputer, internet, fardlu “ain” bagi generasi muda NU menguasai informasi. Jangan sampai IPNU dan IPPNU buta akan informasi, sebab saat ini informasilah yang sedang menjadi raja di dunia. Siapa yang menguasai informasi, dialah yang menjadi raja, penguasa. Untuk itu dalam rangka menambah wawasan dan meningkatkan SDM, kader-kader NU juga harus bisa menguasai serta memanfaatkan informasi sebaik mungkin.
Akhirnya, dengan berbekal visi keislaman, keilmuan dan kekaderan serta penguasaan teknologi informasi, insya Allah kader-kader IPNU dan IPPNU akan mampu mewujudkan perjuangan “membumikan” ajaran-ajaran Islam ala ahlussunnah wal jama’ah dengan baik dan relevan. Juga, dapat menjadi generasi penerus yang mampu meneruskan estafet perjuangan generasi sepuh. IPNU lah yang nantinya bisa membangun peradaban Islam par exellent (ngetop) serta mewujudkan izzul Islam wal muslimin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar