MEMBANGUN PERADABAN BANGSA BERSAMA
IPNU dan IPPNU
OLEH NURUL ASROR, S.E*
Sebagai
organisasi sosial keagamaan dan kepemudaan, IPNU dan IPPNU senantiasa dituntut
untuk mengaktualisasikan tiga visi besar. Pertama, visi keislaman.
Dengan visi ini kader IPNU dan IPPNU dituntut untuk “membumikan” nilai-nilai
keislaman ala ahlussunnah waljamaah pada semua aspek kehidupan umat. Hal
ini wajar, sebab ia merupakan organisasi badan otonom NU, organisasi terbesar
di Indonesia yang selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran ahlussunnah wal
jamaah. Dan IPNU dan IPPNU baik secara moral maupun organisasional mempunyai
kewajiban untuk mendukung perjuangan yang akan dilakukan oleh Nahdlotul Ulama
(NU). Untuk itu IPNU dan IPPNU harus benar-benar menjadi kader muda NU yang kelak
mampu melanjutkan estafet kepemimpinan generasi tua. Dengan ungkapan lain,
generasi muda, termasuk IPNU dan IPPNU memiliki tanggungjawab besar dan peran
strategis untuk membangun peradaban bangsa Indonesia. Sebab ditangan merekalah
masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.
Apabila
IPNU dan IPPNU mlempem atau loyo, dapat dipastikan NU bangsa
Indonesia mendatang akan semakin tidak karuan. Ini logis sekali, sebab generasi
muda yang diharapkan mampu melanjutkan estafet kepemimpinan agama dan bangsa
ternyata “mati”. Sehingga tidak ada lagi pemimpin agama dan bangsa yang
berkualitas, cerdas, berakhlak mulia, jujur, adil, cinta kasih, membasmi
kebathilan dan membela yang benar.
Berbeda
jika IPNU dan IPPNU sebagai generasi muda NU, mempunyai semangat tinggi untuk
berlatih untuk mengembangkan diri serta meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, niscaya bangsa ini kelak akan menjadi bangsa yang adil, makmur dan
bermoral. Cita-cita baldatun toyyibatun warobun ghofur tercapai, sebab
kita pemimpin yang bijaksana dan berkualitas.
Kedua,
visi keilmuan. Keputusan Konggres IPNU XIV dan IPPNU XIII di Surabaya yang
telah berhasil mengembalikan IPNU dan IPPNU pada pelajar adalah komitmen besar
untuk membangun bais keilmuan. Sebagai generasi muda NU, kader IPNU dan IPPNU
dipersiapkan untuk menjadi kader bangsa yang berwawasan dan berintelektualisme
tinggi. Hal ini karena tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia semakin
kompleks. Sebagai bagiani potensi generasi muda Indonesia, IPNU dan IPPNU
digadang-gadang untuk menjadi pemimpin bangsa.
Mengutip
syair Syauqi Beik, “Generasi (pemuda) hari ini adalah pemimpin masa depan.
Ditanganyalah maju dan mundurnya bangsa dipertaruhkan”. Dalam konteks ini IPNU
dan IPPNU-lah yang menjadi tonggak bagi kemajuan bangsa serta mewujudkan kepercayaan
diri, serta tidak menjadi beban sosial masyarakat. Lebih jauh, dengan
bertambahnya wawasan dan pengetahuan diharapkan generasi muda NU lebih bersikap
dewasa, berpikir luas, terbuka dalam mengarungi kehidupan ini.
Dengan
demikian tidak zamannya lagi kader-kader IPNU dan IPPNU alergi belajar ekonomi,
biologi, astronomi, antropologi, soiologi, kedokteran, matematika, biologi,
fisika, kimia, fotografi, bahasa, pertanian dan lain-lain. Bahkan wajib bagi
generasi muda untuk mempelajarinya. Jika hal ini dilaksanakan, maka kader-kader
NU akan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik.
Kiranya
apa yang menjadi sabda pengendika Habib Luthfi patut menjadi pegangan kader
muda NU, beliau mengatakan bahwa yang penting IPNU dan IPPNU sekarang mempunyai
semangat yang tinggi, tidak loyo dan harus siap tempur menghadapi segala
persoalan dimuka bumi ini. Generasi muda NU harus menjadi pemuda yang tangguh,
mampu menjadi tasbih, kalau malam untuk dzikir, kalau siang menjadi sempoa
(alat penghitung Cina). Artinya, anak muda NU tidak cukup bisa ngiwir baca
kitab, namun juga harus bisa jadi ekonom, pengusaha dan lain-lain.
Ketiga,
visi kekaderan. Visi ini harus mengharuskan pada kader IPNU dan IPPNU untuk
menempatkan organisasi sebagai wadah membina anggota dan berlatih agar menjadi
kader-kader yang memiliki komitmen terhadap perjuangan organisasi,
bertanggungjawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi serta
diharapkan dapat memebentuk pribadi yang berakhlakul karimah dan menghayati
serta mengamalkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Selain itu kader IPNU
dan IPPNU harus memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, memiliki
komitmen terhadap ilmu pengetahuan, serta memiliki teknis mengembangkan
organisasi kepemimpinan dan kemandirian.
Akan
tetapi, di samping itu, satu yang tidak boleh kita abaikan, apalagi kita
lupakan adalah informasi. Untuk mewujudkan cita-cita IPNU dan IPPNU, mau tidak
mau kader-kader NU harus mampu menguasai teknologi informasi. Jelasnya, di
zaman komputer, internet, fardlu “ain” bagi generasi muda NU menguasai
informasi. Jangan sampai IPNU dan IPPNU buta akan informasi, sebab saat ini
informasilah yang sedang menjadi raja di dunia. Siapa yang menguasai informasi,
dialah yang menjadi raja, penguasa. Untuk itu dalam rangka menambah wawasan dan
meningkatkan SDM, kader-kader NU juga harus bisa menguasai serta memanfaatkan
informasi sebaik mungkin.
Akhirnya,
dengan berbekal visi keislaman, keilmuan dan kekaderan serta penguasaan
teknologi informasi, insya Allah kader-kader IPNU dan IPPNU akan mampu
mewujudkan perjuangan “membumikan” ajaran-ajaran Islam ala ahlussunnah wal
jama’ah dengan baik dan relevan. Juga, dapat menjadi generasi penerus yang
mampu meneruskan estafet perjuangan generasi sepuh. IPNU lah yang nantinya bisa
membangun peradaban Islam par exellent (ngetop) serta mewujudkan izzul
Islam wal muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar